7.16.2009

Seuntai Doa,...

Ya Tuhan, Siapa sebenarnya aku...

Duduklah dengan tenang. Pandanglah pusat sinar lilin di depanmu. Berkonsentrasilah!

1. Ya Tuhan, dalam suasana tenang dan hening ini, aku bersimpuh di hadapmu penuh dengan kepasrahan. Segala pikiran yang ada, aku buang saat ini. Yang ada adalah pemusatan pikiran untuk-Mu, ya Tuhan.
(ambil napas dalam-dalam, pejamkan mata.
Jika merasa sudah terpusat pada Tuhan, bukalah mata dan baca kalimat berikutnya)


2. Ya Tuhan, aku datang padamu dengan segala rindu dan segala tulus untuk-Mu. Meski banyak lumuran dosa yang melekat dalam diriku, aku beranikan untuk bertemu dengan-Mu.



3. Ya Tuhan, apakah aku layak menjadi siswa unggul?



4. Jika layak, mengapa aku sangat susah menjauhi sifat burukku ini. Aku suka merendahkan orang lain, sombong, tidak jujur, ambisius, berani pada orang tua, dan merasa rendah diri.



5. Musuh utamaku adalah diriku sendiri. Aku kadang susah untuk memerangi sifat burukku yang melekat dalam batinku.



6. Banyak orang telah berbuat baik padaku. Tapi, seberapakah perbuatan baikku telah diterima orang lain? Rasanya, aku tidak ada apa-apanya bagi orang lain.



7. Sementara, dosa yang kukandung ini tambah besar. Usiaku bertambah dari detik ke detik dan dosaku juga bertambah kepada Bapak dan Ibu yang membesarkanku ini. Apalagi dosa kepada-Mu, ya Tuhan yang maha agung.



8. Rasanya aku tidak kuat menghadapi hidup ini. Hidupku penuh kemalasan, tidak bersemangat, lemah, dan tidak dapat berbuat apa-apa demi kemajuanku. Sebenarnya siapa aku ini, ya Tuhan? Siapa aku? Jawablah ya Tuhan.



9. Keringat bapak mengalir hanya untuk membayar semua keperluanku. Belai kasih ibu yang tulus hanya untuk membesarkanku. Garis ketuaan mulai tampak dalam kulit Ibu dan Bapakku. Sorot mata kasihnya tampak mulai redup.
Namun, tiada secuil pun balas yang aku berikan kepada bapak ibu di rumah yang sekarang sedang membayangkan aku di sini atau sekarang telah berada di alam kubur sana.




10. Aku hanya bisa meminta maaf padamu, Pak dan Bu. Maaf dari seorang yang belum bisa apa-apa ini. Oh, bapak dan ibu yang jauh dari tempatku ini, jangan mati dulu sebelum aku memelukmu dengan air mata anakmu ini.
Ya Tuhan, berilah kemurahan-Mu untuk melindungi Bapak dan Ibuku.




11. Oh Bapak dan Ibu, aku akan menunjukkan padamu kalau aku akan berhasil. Ya, berhasil. Tapi, aku melihat banyak orang mampu menjadi siswa Unggul. Mengapa aku merasa tidak mampu menjadi siswa?



12. Tanpa kehendak-Mu, ya Tuhan, aku tidak akan pernah mengubah diri ini ke jalan-Mu. Bimbinglah batinku dengan kekuasaan-Mu.



13. Jika orang lain bisa, aku juga bisa. Untuk itu, atas izinmu, ya Tuhan, aku harus menjadi seorang siswa. Ya! Siswa Unggul!


Yakinkah kamu menjadi seorang siswa? Jika yakin, bacalah halaman berikutnya


Pejamkan mata, ambil napas dalam-dalam lalu teriakkan dengan keras,
ya sangat keras! Kata berikut.


Aku Bisa!